ORANGTUA HARUS WASPADAI STUNTING

Tubankab - Meski jumlah balita yang alami gizi buruk menurun di Kabupaten Tuban, orangtua harus mewaspadai perkembangan dan pertumbuhan anaknya. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut tidak hanya berat badannya, namun juga soal tinggi badan pada anak juga harus dipantau.

“Kendati Tuban bukan merupakan daerah yang rawan stunting, Namun, harus tetap waspada. Sebab, stunting merupakan gizi kronis yang lama dan akan menimbulkan dampak di waktu yang akan datang,’’ terang Kasi Gizi pada Dinkes Kabupaten Tuban Juli Setianingrum, S.Sos saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (23/01).

Juli, sapaan akrabnya, menuturkan, stunting merupakan kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga menyebabkan ia lebih pendek daripada teman sebayanya. Hal ini, lanjut Juli, harus segera ditangani secepatnya. Sebab, stunting adalah kejadian yang tak bisa dikembalikan seperti sediakala jika sudah terjadi.

Kasus stunting ini, tukas Juli, hampir sama dengan kasus gizi buruk. Penyebabnya adalah kurangnya asupan gizi dan juga pengetahuan dari ibu serta faktor kemiskinan.“Yang jadi penyebab utama justru pengetahuan ibu terkait gizi. Jadi, memang sebetulnya kita di Posyandu itu ada konseling, tetapi terkadang mengubah mindset dari ibu tersebut tidak mudah,’’ tutur alumnus SMAN 2 Tuban ini,

Perempuan berjilbab ini juga berujar, dari hasil penelitian Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang beberapa waktu lalu menunjukkan hasil, ibu di Tuban cukup konsumtif, namun untuk memberi makanan yang bergizi pada balita kurang menjadi prioritas mereka.

Masih menurutnya, guna mengantisipasi terjadinya kasus stunting atau mengurangi kasus gizi buruk, Pemkab mendapat bantuan dari Kementerian Kesehatan RI, berupa pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil kekurangan energi kronis dan balita.

Selain pengetahuan ibu yang kurang, seribu hari pertama kehidupan (HPK) juga berpotensi menyumbang terjadinya masalah kekurangan gizi, lantaran tanpa gizi yang baik dan pola hidup yang baik akan menyebabkan balita alami gizi buruk.

“Untuk Tuban kasus ibu hamil yang kekurangan energi kronis sekitar 1.700-an, jadi ketika kasus tersebut meningkat, maka kasus gizi buruk juga meningkat. Untuk itu, kita memberikan tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri. Jadi kita tidak menanggulangi setelah kejadian, namun kita cari penyebabnya dari hulu,” jlentrehnya panjang lebar.

Di akhir pertemuannya dengan wartawan, Juli juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Ini penting karena kebersihan yang kurang serta pola makan yang salah akan menyebabkan anak gampang sakit, yang berpotensi pada kekurangan gizi. (nanang wibowo/hei)

comments powered by Disqus