Foto : Pemkab Tuban gelar rakor program prioritas penyakit menular prioritas. (ist)

Pemkab Tuban Gelar Rakor Program Prioritas Penyakit Menular Prioritas, Apa saja ?

Tubankab – Pemerintah Kabupaten Tuban melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban menggelar Rapat Koordinasi Program Penyakit Menular Prioritas di Ruang Rapat Dandang Wacana Sekretariat Daerah, Rabu (24/9).

Kegiatan ini bertujuan memperkuat komitmen lintas sektor dalam pengendalian Tuberkulosis (TBC), Demam Berdarah Dengue (DBD), serta meningkatkan cakupan imunisasi di Bumi Wali.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Tuban, Drs. Joko Sarwono, dalam arahannya menyampaikan bahwa Indonesia saat ini menjadi negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia dengan lebih dari satu juta kasus baru setiap tahun. Pemerintah pusat menargetkan eliminasi TBC pada 2030, dan Kabupaten Tuban pun didorong untuk mempercepat pencapaian indikator dengan cara pembentukan Desa Siaga TBC di setiap kecamatan.

“Penemuan kasus TBC di Tuban sudah mencapai 54 persen dari target 90 persen, investigasi kontak 58 persen, dan terapi pencegahan 17,5 persen. Artinya, perlu sinergi yang lebih kuat dari semua pihak agar target dapat tercapai,” tegasnya.

Selain TBC, Wabup juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap kasus DBD yang tercatat Januari hingga Agustus 2025 sebanyak 683 kasus dengan 12 kasus meninggal. Karenanya, Ia mengajak masyarakat untuk terus menggalakkan gerakan 3M Plus dan mengaktifkan kembali satu rumah satu pemantau jentik.

Di sisi lain, program imunisasi pun mendapat perhatian serius. Joko—sapaan Wakil Bupati Tuban—menegaskan bahwa imunisasi merupakan langkah pencegahan paling efektif. “Kalau target imunisasi terpenuhi, maka akan terbentuk kekebalan kelompok dan anak-anak kita lebih terlindungi,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Plt. Kepala Dinkes P2KB Tuban, drg. Roikan, M.H., memaparkan kondisi terkini secara teknis. Untuk TBC, ia menyebut Kabupaten Tuban memiliki 39 faskes mikroskopis, 8 faskes pemeriksa TCM, serta 1 rumah sakit layanan TBC RO. Beberapa capaian indikator masih perlu ditingkatkan, khususnya dalam penemuan kasus dan terapi pencegahan.

Terkait DBD, drg. Roikan menyampaikan bahwa jumlah kasus DBD pada 2025 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Upaya pengendalian pun terus ditingkatkan melalui program Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus serta pemantauan jentik di tiap rumah.

“Kematian akibat DBD tahun ini sebanyak 12 orang, meningkat dari 7 orang tahun 2024. Tantangan utama kita adalah mengoptimalkan PSN 3M Plus, pelaporan angka bebas jentik,” terangnya.

Lebih lanjut, terkait program imunisasi, capaian Kabupaten Tuban hingga Agustus 2025 berada pada kisaran 50–60 persen. Dari 33 Puskesmas, 7 di antaranya sudah membentuk Desa Imunisasi Mantap (Iman). Dinkes telah menerbitkan surat edaran untuk akselerasi layanan imunisasi, mendukung distribusi vaksin sesuai kebutuhan, serta melakukan supervisi dan bimbingan teknis bagi petugas.

Pria berkacamata itu juga menyampaikan perkembangan Universal Health Coverage (UHC) Tuban yang saat ini mencapai 94,37 persen, dengan tingkat keaktifan peserta 73,74 persen. “Masih ada sekitar 53 ribu jiwa yang perlu kita dorong agar target UHC 98,6 persen tercapai. Untuk itu dibutuhkan koordinasi lintas OPD,” jelasnya.

Dengan demikian, rakor ini diharapkan menjadi momentum penguatan sinergi pemerintah daerah, puskesmas, rumah sakit, pemerintah desa, serta tokoh masyarakat dan agama untuk memperluas capaian pengendalian penyakit menular di Kabupaten Tuban. (yavid rp/hei)

comments powered by Disqus