Sekolah Rakyat (SR) Resmi Dibuka, Wabup Tuban : Mereka Diambil Dari Anak Warga Kurang Mampu
- 14 August 2025 15:08
- Yolency
- Kegiatan Bupati dan Wakil Bupati,
- 70
Tubankab - Wabup Tuban Joko Sarwono mengatakan Sekolah Rakyat di Tuban mengambil dari anak-anak warga kurang mampu pendampingan Program Keluarga Harapan (PKH). Bahkan ada beberapa yang sebelumnya pernah putus sekolah.
Hal tersebut disampaikannya saat meresmikan pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat di UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Tuban, Kamis (14/08).
Tampak hadir dalam giat tersebut Sekretaris Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, perwakilan Dinsos Jatim, Wakil Bupati Tuban, OPD terkait dan puluhan wali siswa yang mengantarkan langsung anak-anaknya mengikuti SR tersebut.
Lebih jauh Joko menjelaskan, indikasi para orang tua tak mampu secara finansial, di antaranya penghasilan orang tua, pekerjaan, dan sebagainya. Sehingga diharapkan, anak-anak yang dari keluarga tidak mampu mampu memutus mata rantai, agar tidak menurun atau diwariskan kepada anak-anaknya.
Pada momen launching SR ini, pihaknya memberikan semangat kepada wali siswa agar ikhlas dan mempercayakan pendidikan anak-anaknya kepada guru dan pengasuh di SR ini.
"Ini juga sebuah motivasi bagi para wali siswa mempercayakan SR guna menjalankan pendidikan dengan rombongan belajar jenjang SMP 25 anak dan SMA 25 anak," ucap wabup.
Di tempat yang sama, Sekretaris Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Kemensos RI, Beni Sujanto menambahkan, SR ini juga memberikan penguatan kepada para orang tua, tidak hanya kepada para siswa melalui "Family Support Group".
"SR ini di asrama, mereka akan didampingi mulai bangun tidur hingga tidur lagi dengan pola yang terstruktur, tapi tidak seperti di sekolah militer," terang Beni.
Tujuannya, kata Beni, untuk membangun karakter, baik tentang emosional, spiritual, kognitif, psikomotorik dan afeksi tentang pendidikan yang sudah ditetapkan kurikulumnya.
"Terkait kunjungan orang tua telah diatur dan ada standar operasional prosedurnya. Sehingga tidak mengganggu aktivitas anak-anak selama di asrama," sebutnya.
Pihaknya juga memastikan, untuk kebutuhan tenaga pendidik dan wali asuh atau pendamping sudah tercukupi. Rinciannya tenaga pendidik 19 guru, pengasuh putra 4 orang, dan dan pengasuh putri 6 orang.
"Di sini tempatnya masih terbatas dan sementara. Ke depan akan pindah ke tempat baru dengan fasilitas yang lebih baik," akunya.
Ia juga memastikan, dukungan Pemkab Tuban atas berdirinya SR ini sangat luar biasa, karena tidak semua kabupaten/kota sanggup.
Di akhir acara, momen tangis haru terjadi saat para siswa SR berpamitan dan mohon restu kepada orang tua serta mengantarkan orang tua mereka kembali menggunakan bus Si Mas Ganteng yang difasilitasi oleh Pemkab Tuban untuk mengantarkan ke rumah asal orang tua masing-masing. (chusnul huda/hei)