Foto : Farizul Karni Purba, seorang penulis lagu. (yavid)

Hari Musik Internasional, Musisi Tuban Ungkap Perjalanan Karier hingga Rilis 100 Lagu

  • 23 June 2025 11:23
  • Heri S
  • Umum,
  • 546

Tubankab — Peringatan Hari Musik Internasional yang diperingati setiap 21 Juni menjadi momentum refleksi bagi para pelaku musik, termasuk Farizul Karni Purba, seorang musisi sekaligus penulis lagu asal Tuban, Jawa Timur. Di tengah perkembangan industri musik yang kian mengarah ke digitalisasi, Farizul Karni Purba menjadi contoh nyata bahwa musisi daerah pun memiliki peluang besar untuk dikenal lebih luas.

Fariz—sapaan pria berusia 48 tahun—mengisahkan, ketertarikannya pada dunia musik bermula dari kegelisahan pribadi. Latar belakangnya sebagai penyiar radio yang setiap hari mendengarkan musik justru memunculkan dorongan untuk menjadi lebih dari sekadar penikmat. “Saya mulai berpikir, kenapa tidak jadi subjeknya? Kenapa tidak membuat karya sendiri?” ujarnya, Senin (23/06).

Kecintaan Fariz terhadap sastra menjadi bekal awalnya menulis lagu. Ia mulai mengubah puisi-puisinya menjadi lirik, dan dari situ lahir lagu pertamanya berjudul Pasir Putih, yang mengambil latar cerita di Tuban. “Lagu itu menceritakan tentang sepasang kekasih, dan saya buat videonya pakai HP saja karena belum punya kamera. Tapi semangatnya luar biasa,” kenangnya.

Dirinya mengakui, sejak memulai karier musiknya sekitar tahun 2015, ia telah menelurkan hampir 100 buah lagu. Karyanya telah dipublikasikan di berbagai platform musik digital seperti Spotify, YouTube, dan agregator musik lainnya. Tak hanya itu, beberapa lagunya bahkan berhasil dikontrak oleh label musik nasional, dan satu di antaranya berhasil menembus label internasional. “Salah satu lagu saya yang berjudul Pamit Mundur, dinyanyikan oleh Ilux ID, berhasil dirilis oleh label musik internasional,” bebernya.

Ada pun salah satu karya terbarunya adalah sebuah jingle lagu yang digunakan dalam ajang audisi Dangdut Tuban Mencari Bintang, yang diselenggarakan belum lama ini. Ini menjadi bukti keterlibatan aktif Farizul dalam mendukung geliat musik lokal, khususnya genre dangdut yang memiliki akar kuat di masyarakat Tuban.

Saat ditanya soal eksistensi musisi lokal di tengah industri musik yang kian digital, Farizul menilai potensi mereka justru semakin besar. Ia melihat ekosistem musik di Tuban cukup hidup, ditandai dengan banyaknya komunitas dari berbagai genre seperti pop alternatif, underground, hingga dangdut. “Yang kurang itu bukan musisinya, tapi eksposurnya,” ujarnya.

Ia menambahkan, di era digital ini terbuka kesempatan seluas-luasnya bagi semua orang, termasuk musisi daerah, untuk menembus pasar nasional bahkan global. “Kalau dulu karya hanya bisa dinikmati secara lokal, sekarang kita unggah ke Spotify atau YouTube, seluruh dunia bisa mendengar,” ucapnya.

Meskipun begitu, pria yang saat ini menekuni profesi sebagai Program Director LPPL Pradya Suara itu mengakui bahwa persaingan di industri musik modern bukan perkara mudah. Ia sudah mulai merilis lagu sejak 2015 dan bahkan beberapa karyanya sudah masuk label nasional, meski masih belum begitu dikenal di kalangan lokal. “Kadang karya kita lebih dikenal di luar daerah sendiri,” ujarnya.

Di tengah cepatnya perubahan tren, Fariz tetap berusaha menjaga orisinalitas karya. Ia percaya, karya yang jujur dari hati memiliki kekuatan tersendiri. “Kalau untuk kebutuhan komersial, ya harus ada kompromi. Tapi tetap harus ada idealisme yang dipegang,” katanya.

Ia juga menanggapi peran kecerdasan buatan (AI) dalam musik saat ini. Dirinya tidak menolak keberadaan AI, bahkan pernah memanfaatkan teknologi itu untuk membuat lagu dan video, yang berhasil tayang di platform dan dimonetisasi. “Tapi AI itu alat bantu, bukan pengganti. Kita tetap harus bisa menciptakan sendiri, baru dibantu AI. Jangan sampai justru dikendalikan oleh alat,” tegasnya.

Pada momen peringatan Hari Musik Internasional, Fariz mengajak generasi muda untuk tidak ragu memulai langkah di dunia musik. Ia menekankan pentingnya konsistensi dan keberanian untuk mencoba. “Kalau kita tidak eksis, jejak digital kita akan cepat hilang. Sekarang persaingan cepat sekali,” ujarnya.

Diketahui, saat ini, Fariz tengah menyiapkan peluncuran video klip dari lagu terbarunya yang sudah dirilis di platform digital dan terdaftar resmi di lembaga manajemen kolektif. Ia berharap, karya tersebut bisa menjadi langkah lanjutan untuk terus menegaskan eksistensinya sebagai musisi dari daerah yang berkarya untuk dunia. (yavid rp/hei)

comments powered by Disqus