Laju Tanam Padi Jatim Tertinggi di Indonesia, Sumbang 25 Persen Luas Nasional
- 24 April 2025 15:57
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 38
Tubankab – Kontribusi laju tanam padi di Jawa Timur (Jatim) pada April 2025 menyumbang 25 persen atau seperempat dari total luas tanam nasional. Capaian ini menjadi bukti nyata komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mewujudkan kedaulatan pangan.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menjelaskan bahwa berdasarkan data Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, gerakan tanam serentak padi secara nasional pada April telah mencapai realisasi seluas 924.989 hektare. Dari jumlah tersebut, Jatim mencatatkan luas tanam sebesar 227.802 hektare sejak awal April hingga 22 April.
“Artinya, jika dilihat dari persentasenya, tanam padi di Jatim memberikan kontribusi cukup besar terhadap capaian nasional,” ujar Gubernur Khofifah di Surabaya, Kamis (24/4).
Berdasarkan data BPS RI per 8 April 2025, luas panen di Jatim pada periode Januari–Mei 2025 diprediksi mencapai 964.768 hektare. Angka ini meningkat dibandingkan periode yang sama pada 2024, yakni sebesar 859.957 hektare.
“Artinya, terdapat kenaikan sebesar 104.811 hektare atau sekitar 12,19 persen dibandingkan tahun lalu,” tegasnya.
Gubernur Khofifah juga menyampaikan bahwa luas panen di Jatim menjadi yang terbesar dibandingkan dua provinsi besar penghasil padi lainnya, yaitu Jawa Tengah dengan 811.994 hektare dan Jawa Barat dengan 753.287 hektare.
Pada kesempatan lain, Gubernur Khofifah menyebut bahwa kemarin telah dilaksanakan kegiatan tanam serentak nasional yang dipimpin langsung oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. Kegiatan tersebut digelar secara daring dan serentak di 14 provinsi.
Kegiatan tanam menggunakan dua metode, yaitu metode manual dan metode menggunakan transplanter (alat tanam mekanis).
Gubernur Khofifah juga menekankan pentingnya percepatan tanam dalam rangka mendukung target nasional produksi padi dan memperkuat ketahanan pangan. Salah satu upaya percepatan adalah memanfaatkan musim hujan yang masih berlangsung.
“Dengan percepatan tanam, diharapkan dapat meningkatkan produksi, efisiensi, dan pendapatan petani, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional,” katanya.
Lebih lanjut, percepatan tanam dilakukan melalui percepatan panen, koordinasi penyerapan gabah oleh Bulog dengan harga Rp6.500/kg, serta percepatan distribusi benih dan penyemaian luar lahan.
“Metode penyemaian luar lahan juga diterapkan dalam tanam serentak, di mana bibit padi telah tumbuh di media tanam dan berusia sekitar dua minggu saat ditanam di sawah,” jelasnya.
Khofifah berharap tingginya kontribusi Jatim dalam laju tanam padi dapat menjadi pemicu bagi petani untuk terus meningkatkan produktivitas serta berinovasi di sektor pertanian dan ketahanan pangan.
“Kami bersyukur bahwa Jatim menjadi provinsi dengan laju tanam padi tertinggi secara nasional. Semoga ini menjadi faktor pendorong produktivitas pertanian,” tutupnya. (dadang bs/yavid)