RSUD Ali Manshur Jatirogo Naik Kelas, Kini Berstatus Tipe C
- 14 February 2025 15:03
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 310
Tubankab - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ali Manshur Jatirogo resmi naik kelas dari rumah sakit tipe D menjadi tipe C pada akhir tahun 2024.
Peningkatan status ini memungkinkan rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Tuban yang berlokasi di wilayah barat tersebut untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih luas dengan kapasitas tempat tidur yang bertambah signifikan.
Direktur RSUD Ali Manshur Jatirogo, drg. Roikan dalam saluran YouTube “RS Ali Manshur”, Senin (10/02) menjelaskan bahwa kenaikan status ini membawa berbagai perubahan, terutama dalam jumlah pasien yang dapat dilayani.
“Dulu, saat masih tipe D, kapasitas rumah sakit di bawah 100 tempat tidur. Sekarang, dengan status tipe C, jumlahnya sudah lebih dari 100 tempat tidur, sehingga kita bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada lebih banyak masyarakat,” ujar Ali.
Seiring dengan peningkatan status, imbuhnya, RSUD Ali Manshur juga terus mengembangkan fasilitas dan layanan medisnya. Beberapa poliklinik semakin dilengkapi agar kebutuhan masyarakat semakin terpenuhi. Dari sisi sumber daya manusia, Pemkab Tuban telah memberikan dukungan penuh, termasuk penambahan sekitar 85 tenaga kesehatan baru yang mencakup perawat, bidan dan tenaga lainnya.
“Dengan tambahan SDM ini, pelayanan rumah sakit kini lebih optimal, dan kita tidak lagi mengalami kesulitan dalam pemenuhan tenaga kesehatan,” tambahnya.
Selanjutnya, lulusan Fakultas Dokter Gigi Unair Surabaya itu mengatakan bahwa RSUD Ali Manshur juga terus meningkatkan standar kualitas pelayanan dengan menerapkan sistem standar operasional prosedur (SOP) yang sesuai dengan akreditasi rumah sakit. Pada tahun sebelumnya, RSUD Ali Manshur telah meraih predikat akreditasi Paripurna, dan kini proses re-akreditasi pun telah dilakukan untuk memastikan mutu layanan tetap terjaga. Evaluasi rutin dilakukan setiap minggu melalui laporan pagi (morning report), yang seluruh tim rumah sakit membahas kendala dan mencari solusi bersama.
Ketika ditanya perihal kendali kepuasaan pasien, dokter kelahiran 1977 itu mengatakan bahwa untuk memantau kepuasan pasien, rumah sakit menerapkan dua metode. Pertama, Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang dilakukan setiap tahun oleh Pemkab Tuban. Kedua, rumah sakit menyediakan ruang BIP, sebuah ruang khusus bagi pasien yang ingin menyampaikan keluhan.
“Kami selalu terbuka terhadap kritik yang membangun, karena justru dari keluhan tersebut kami bisa terus berbenah dan meningkatkan kualitas layanan,” kata drg. Roikan.
Menurut keterangannya, tantangan terbesar yang masih dihadapi RSUD Ali Manshur saat ini adalah pemenuhan dokter spesialis. Lokasi rumah sakit yang cukup jauh dari pusat kota membuat tenaga spesialis lebih sulit dijangkau. Namun, pihak rumah sakit terus berupaya mengatasinya, salah satunya dengan mengikuti program dari Kementerian Kesehatan, yaitu Pendayagunaan Dokter Spesialis (PDGS) yang memungkinkan dokter spesialis baru untuk bertugas di daerah-daerah.
“Tahun kemarin kita belum bisa mengikuti karena program ini sempat ditutup untuk Pulau Jawa. Tapi tahun ini sudah dibuka kembali, dan kami akan berusaha agar Jatirogo bisa mendapat tambahan dokter spesialis,” jelasnya.
Menutup perbincangan, drg. Roikan menyampaikan optimisme terhadap masa depan RSUD Ali Manshur Jatirogo. Dengan mayoritas tenaga medis yang masih muda, ia yakin potensi pengembangan rumah sakit ini sangat besar.
“Hampir 80 persen karyawan kami adalah anak muda. Kalau mereka terus berkembang dan memaksimalkan potensi, saya yakin rumah sakit ini bisa sejajar dengan RSUD dr. R. Koesma di Tuban yang sudah berstatus tipe B,” pungkasnya. (yavid rp/hei)