Foto : Desainer muda berbakat, Thalita Salsabila. (ist)

Thalita, Desainer Muda Tuban Mampu Sulam Budaya dalam Gaun Kemenangan

  • 27 June 2025 08:19
  • Heri S
  • Umum,
  • 58

Tubankab - Batik Tuban kembali bersinar di panggung fashion. Kali ini melalui tangan dingin seorang desainer muda berbakat, Thalita Salsabila. Dalam ajang Bojonegoro Wastra Batik Festival 2025 yang digelar di Alun-Alun Kabupaten Bojonegoro pada Kamis (19/06), Thalita mencuri perhatian lewat karya istimewanya—gaun bertema “Sagari” yang sukses membawa Kabupaten Tuban meraih juara pertama. Dikenakan oleh model remaja Kirani Aura Puspasari, gaun bermotif Galaran Kembang Waluh yang dipadukan dengan kain tile glassy biru indigo tampil memesona dan menggugah rasa bangga akan budaya lokal.

Thalita bukanlah nama baru di kalangan pecinta fashion muda Tuban. Sejak kecil, ia akrab dengan dunia seni rupa, menggambar dan melukis adalah aktivitas sehari-hari. Ketertarikannya pada dunia modeling yang tumbuh sejak duduk di bangku SD kian memperluas perspektifnya. Ia menyaksikan langsung bagaimana sang ibu dan kakak perempuan menjahit pakaian, dan dari situlah benih kecintaan terhadap desain busana mulai tumbuh. Saat, sekolah di Madrasah Aliyah 1 Tuban yang tergabung dalam kelas tata busana, Thalita menjadikan kecintaannya pada seni dan budaya sebagai landasan setiap karyanya.

Saat wawancara bersama reporter tubankab.go.id, Jumat (27/6) Thalita menceritakan bahwa kain batik yang digunakan dalam gaun “Sagari” dibuat khusus oleh Bu Umi Kurnia, pengrajin batik langganan yang sering bekerja sama dengannya. Mereka berdialog, bertukar gagasan, dan menjahit benang-benang inspirasi menjadi satu kesatuan utuh. Dalam desainnya, Thalita menyisipkan gambaran laut Tuban yang luas dan dalam, lalu mengolahnya menjadi siluet anggun seperti putri yang berlayar di atas panggung catwalk. Hanya dalam waktu satu minggu, di tengah padatnya aktivitas, ia menyelesaikan gaun itu dengan penuh dedikasi.

Hubungannya dengan Kirani bukan hanya sebatas desainer dan model. Thalita adalah mentor, pelatih, sekaligus orang pertama yang memperkenalkan Kirani ke dunia modeling. Sejak awal, ia membimbing Kirani secara pribadi hingga mampu tampil percaya diri di berbagai panggung. Kolaborasi mereka di ajang BWBF 2025 menjadi puncak dari proses panjang itu—sebuah perjalanan tumbuh bersama dalam semangat yang sama : memperkenalkan budaya dengan cara yang elegan dan relevan.

Sebagai desainer muda yang tumbuh di kota kecil, Thalita menyadari betul tantangan yang ada. Ia tak menapaki jalan mudah—ia belajar secara otodidak, aktif dalam komunitas kreatif lokal, dan sering mengikuti lomba-lomba fashion yang memberinya pengalaman berharga. Ia percaya bahwa karya besar tak harus lahir dari kota besar. “Saya tidak selalu memilih kain mahal. Justru tantangannya adalah bagaimana membuat karya yang kuat secara estetika dan bermakna, dengan tetap mengangkat budaya lokal,” ujarnya.

Selain desainer, Thalita adalah figur yang aktif di berbagai bidang. Ia pernah menjadi finalis Cung Nduk Tuban, aktif berolahraga, dan berkiprah di berbagai komunitas sosial. Pengalaman lintas bidang ini memberinya wawasan luas, memperkaya cara pandangnya dalam mendesain, dan membentuk kepekaan terhadap budaya dan audiens. Ia mengakui, pembekalan dari Cung Nduk telah membantunya mengasah komunikasi, kepercayaan diri, dan pemahaman akan warisan budaya daerah.

Bagi Thalita, batik bukan sekadar kain formal yang hanya dikenakan dalam acara-acara resmi. Ia ingin mengubah persepsi itu—mengajak anak muda mencintai batik dan menjadikannya bagian dari gaya hidup modern. “Kita harus bangga pakai batik ke mana pun, dan justru kita sebagai generasi muda bisa menjadi pelopor gaya batik yang kekinian,” ujarnya penuh semangat.

Di masa depan, Thalita memiliki visi besar: menjadikan karyanya sebagai media pelestarian budaya sekaligus sarana pemberdayaan. Ia ingin terus berkarya sambil membawa nama Tuban ke panggung yang lebih luas. “Semoga saya, kita, dan pemuda Tuban bisa menjadi garda terdepan untuk membangun daerah ini melalui bakat dan kreativitas,” harapnya.

Sebagai bentuk rasa syukur dan apresiasi, Thalita juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung proses dan keberhasilannya sampai saat ini. “Terima kasih kepada keluarga saya tercinta, kepada Disnakerin Kabupaten Tuban, Putra Putri Batik, serta Larasati Entertainment yang telah banyak membantu dan mendampingi saya,” tutupnya.

Dalam usia yang masih muda, Thalita telah menjadi contoh bahwa semangat berkarya, cinta budaya, dan ketekunan adalah fondasi kuat untuk mewujudkan mimpi. Di setiap jahitan karyanya, tersimpan pesan : bahwa budaya bisa tetap hidup dan berkembang, selama ada generasi muda yang berani merawat dan menampilkannya dengan bangga. (dadang bs/hei)

comments powered by Disqus