Foto : Warga Desa Ngino saat gelar ritual keleman. (ist)

Ritual Keleman: Warisan Kesuburan dan Potensi Wisata Budaya Kabupaten Tuban

  • 17 July 2025 14:26
  • Yolency
  • Umum,
  • 23

Tubankab — Tradisi agraris masih hidup dan lestari di tengah masyarakat Tuban. Salah satunya tampak dari pelaksanaan ritual keleman, upacara adat masyarakat Desa Ngino, Kecamatan Semanding beberapa bulan  lalu, yang mengandung makna permohonan kesuburan padi serta harapan keselamatan hingga masa panen tiba.

Ritual keleman atau Tingkepan Dewi Sri merupakan bentuk penghormatan kepada Mbok Dewi Sri, simbol kesuburan dan kemakmuran dalam budaya agraris Jawa. Prosesi ini diawali di Belik Janten, sebuah mata air sakral di Dukuh Janten, dengan doa dan kenduri yang dipimpin sesepuh desa. Warga membawa tumpeng serta berbagai makanan tradisional yang tidak hanya dinikmati bersama, tetapi juga ditaburkan kembali di sawah sebagai simbol tolak bala dan harapan hasil panen melimpah.

Puncak acara keleman berlangsung di Sendang Asmoro, mata air alami yang kini menjadi salah satu daya tarik wisata desa. Di lokasi ini, ritual dilengkapi dengan kirab budaya, arak-arakan gunungan hasil bumi, figur simbolik Mbok Dewi Sri dan Bapa Sedana, serta doa bersama yang dipimpin tokoh masyarakat. Suasana sakral berpadu dengan semangat kebersamaan warga menjadikan keleman tak sekadar ritual, tetapi juga cermin harmoni sosial dan spiritual masyarakat Tuban.

Kepala Bidang Kebudayaan Disbudporapar Kabupaten Tuban, Sumardi, mengapresiasi kekompakan masyarakat dalam menjaga tradisi. Ia menyebut ritual keleman sebagai aset budaya yang layak dipertahankan dan dikembangkan dalam bingkai pariwisata berbasis budaya lokal.

“Tradisi keleman bukan hanya warisan leluhur, tetapi juga kekayaan tak benda yang mengandung nilai edukatif, spiritual, dan sosial. Kami mendorong pelestariannya dengan pendekatan kolaboratif bersama desa dan komunitas budaya,” ujar Sumardi, Kamis (17/07).

Sumardi juga menambahkan, pihaknya tengah menyiapkan langkah pendokumentasian tradisi keleman agar dapat diusulkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) ke tingkat provinsi maupun nasional. “Dengan pelibatan generasi muda dan penguatan narasi budaya, keleman berpeluang menjadi daya tarik unggulan wisata budaya di Tuban,” tambahnya.

Upacara keleman yang dilangsungkan secara rutin dua kali dalam setahun ini tidak hanya mempererat solidaritas antarwarga, tetapi juga menjadi ruang pembelajaran nilai-nilai kearifan lokal, keberlanjutan lingkungan, dan spiritualitas petani Jawa yang begitu dalam. (dadang bs/hei)

comments powered by Disqus