Foto : Kirani saat peragakan busananya. (dok)

Kirani, Model Muda Tuban yang Mampu Bawa Batik ke Panggung Prestasi

  • 23 June 2025 14:38
  • Heri S
  • Umum,
  • 198

Tubankab – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh Kabupaten Tuban dalam ajang peragaan busana tingkat Jawa Timur. Dalam gelaran Bojonegoro Wastra Batik Festival (BWBF) 2025 yang berlangsung di Alun-alun Bojonegoro pada Kamis (19/06), nama Kirani Aura Puspasani berhasil mencuri perhatian juri lewat penampilannya yang memukau dalam balutan gaun batik bermotif Galaran Kembang Waluh, karya desainer muda Talita Salsabila Maisaroh.

Dikonfirmasi pada Senin (23/06), Kirani mengaku tidak menyangka bisa meraih hasil maksimal, terlebih dengan persiapan yang hanya berlangsung selama empat hari. "Tantangan justru saya rasakan di belakang panggung, karena banyak senior model di sana. Saya termasuk yang paling muda,” ungkapnya dengan senyum percaya diri.

Kirani baru saja lulus dari SMPN 2 Tuban dan berencana melanjutkan pendidikan ke SMAN 4 Tuban. Meski masih sangat muda, kecintaannya terhadap dunia modeling sudah tumbuh sejak kecil. “Saya sebenarnya sudah suka modeling sejak TK, tapi baru mulai benar-benar terjun saat kelas 8 SMP,” cerita Kirani. Dalam perjalanan menekuni dunia ini, sosok sang ibu, Kimpurwani, menjadi pendukung utama yang terus menyemangati, bersama sang ayah, Romli, yang juga memberikan dukungan penuh.

Proses awal terpilihnya Kirani untuk mewakili Tuban pun terbilang menarik. Ia mendapat tawaran dari Tri Rahmat Subagio, mentor model sekaligus Putra Putri Batik Tuban, yang bersama Disnakerin melakukan seleksi ketat untuk mencari model yang sesuai dengan karakter busana. Kirani pun akhirnya dinilai paling cocok membawakan gaun berwarna biru laut dengan nuansa klasik yang sederhana namun elegan.

“Waktu tampil, saya merasa sangat percaya diri. Filosofi batik dan desainnya menyatu dengan karakter saya,” ungkap Kirani. Selain kemenangan, momen paling berkesan baginya adalah bisa bertemu dengan banyak teman baru dari berbagai daerah, mengenal ragam corak batik, dan membuktikan bahwa batik Tuban tidak kalah dengan daerah lain.

Bagi Kirani, modeling bukan hanya soal penampilan. “Modeling itu seperti tubuh dan busana—nggak bisa dipisahkan. Tapi lebih dari itu, attitude adalah yang utama. Secantik apapun kalau sikapnya tidak baik, semuanya bisa runtuh,” tuturnya mantap.

Dalam menjaga performa, Kirani memegang empat prinsip penting: persiapan yang matang, kontak mata dengan juri, postur tubuh percaya diri, dan fokus pada kemampuan. Dengan prinsip itu pula, ia berharap bisa melangkah ke jenjang lebih tinggi hingga tingkat nasional.

Kirani juga memiliki pandangan yang kuat tentang budaya lokal. Ia menyebut batik sebagai warisan yang kaya makna, penuh filosofi, serta bernilai ekonomi tinggi. “Generasi muda sangat penting untuk melestarikan batik, karena merekalah penerus budaya kita,” tegasnya. Ia sendiri sangat terkesan dengan motif Galaran Kembang Waluh yang menurutnya tampak sederhana namun elegan.

Menutup bincang, Kirani menyampaikan pesan penuh motivasi untuk anak muda lainnya. “Jangan takut bermimpi besar. Kejar passion kamu dengan tekad dan kerja keras. Percaya diri dan jangan pernah menyerah,” ucapnya penuh semangat.

Menurutnya, generasi muda Tuban memiliki potensi besar di bidang seni dan budaya. Kreativitas dan inovasi mereka adalah modal penting untuk terus mengangkat kekayaan lokal ke panggung yang lebih luas.

Sebagai bentuk rasa syukur dan apresiasi, Kirani juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung proses dan keberhasilannya dalam ajang ini. “Terima kasih kepada keluarga saya tercinta, kepada Disnakerin Kabupaten Tuban, Gio Maheswara, Talita Salsabila, Wildan Danu, Moch Faizin, serta Larasati Entertainment yang telah banyak membantu dan mendampingi saya,” tutupnya. (dadang bs/hei)

comments powered by Disqus