Puskesmas Jenu Jadi Rujukan Best Practices Studi Lapangan Pelayanan Publik
- 09 July 2025 19:56
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 56
Tubankab — Puskesmas Jenu kembali menorehkan prestasi sebagai lokus pembelajaran dalam peningkatan mutu pelayanan publik. Pada Rabu (09/07), fasilitas kesehatan tingkat pertama ini dipilih menjadi tempat studi lapangan virtual oleh Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Talenta Aparatur Sipil Negara dalam rangkaian Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan II Tahun 2025.
Dalam sesi bertajuk Studi Lapangan Pelayanan Publik, peserta pelatihan mengikuti tahapan pembelajaran yang meliputi diagnosis permasalahan, desain solusi, hingga advokasi kebijakan. Puskesmas Jenu hadir sebagai narasumber pada tahap desain, berbagi praktik terbaik (best practices) dalam inovasi pelayanan publik.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini antara lain Kepala Dinas Kesehatan, P2KB Kabupaten Tuban Dra. Esti Surahmi, Apt., bersama dr. Dede Kurniawati dan drg. Balqis Charisa Amanda dari Puskesmas Jenu.
Dalam pemaparannya, Dra. Esti Surahmi menekankan bahwa keberhasilan pelayanan publik di Kabupaten Tuban tak lepas dari arahan Bupati Tuban yang menekankan pentingnya kolaborasi antar-Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan inovasi yang berdampak langsung bagi masyarakat. Ia juga menyinggung peran Tuban Berinovasi (Tubernova) Award sebagai upaya mendorong percepatan inovasi layanan publik.
“Dinas Kesehatan P2KB juga secara aktif membina dan mendorong seluruh UPT, UOBF, serta rumah sakit untuk terus melahirkan inovasi pelayanan yang solutif dan dibutuhkan masyarakat,” ujar Esti.
Salah satu inovasi unggulan dari Puskesmas Jenu adalah program Jamu Sehat Catin (Jaringan Mutu Sehat Calon Pengantin), hasil kolaborasi dengan KUA dan Penyuluh KB Kecamatan Jenu. Layanan ini mengusung konsep One Step Service dengan menyatukan berbagai layanan seperti pencatatan nikah, pemeriksaan dan konseling kesehatan, suplementasi, serta bimbingan perkawinan dalam satu hari dan satu tempat.
"Program ini kami rancang untuk memastikan calon pengantin tidak hanya siap secara administratif, tapi juga siap secara fisik dan mental. Bahkan jika ditemukan risiko kesehatan, bisa langsung kita tindaklanjuti bersama lintas sektor," ungkap dr. Dede Kurniawati, yang turut membidani lahirnya inovasi tersebut.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa program tersebut kini dikembangkan menjadi KUA Samil (KUA Sapa Ibu Hamil), sebagai bentuk layanan lanjutan untuk memantau kesehatan ibu sejak awal kehamilan. Sejumlah daerah dari dalam dan luar Kabupaten Tuban juga telah mereplikasi inovasi ini sebagai bentuk adaptasi pelayanan serupa.
Berkat inovasi dan komitmen dalam mutu pelayanan, Puskesmas Jenu berhasil meraih predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) dari Kementerian PAN-RB. Capaian ini menjadi pemicu semangat untuk terus berbenah dan menghadirkan layanan kesehatan yang lebih dekat, mudah, dan bermakna bagi masyarakat. (dadang bs/hei)